DMT intravena menjanjikan dalam mengurangi gejala depresi
Sebuah studi Scientific Reports baru-baru ini berfokus pada
evaluasi efek intravena (IV) N, N-Dimethyltryptamine (DMT), sebuah intervensi
psikedelik, pada kesehatan mental sukarelawan yang sehat.
Latar belakang
Prevalensi gangguan kesehatan mental, khususnya depresi dan
kecemasan, telah meningkat secara signifikan secara global. Saat ini, tidak
banyak pengobatan yang tersedia untuk mengatasi kondisi ini. Namun, terapi
psikedelik, seperti agonis reseptor serotonin 2A [5-HT2AR], telah terbukti
membawa perbaikan besar pada gangguan kesehatan mental.
Mayoritas penelitian telah meneliti kemanjuran psikedelik
klasik, seperti lysergic acid diethylamide (LSD), psilocybin, dan ayahuasca.
Uji coba label terbuka dan terkontrol menunjukkan bahwa psilocybin dapat secara
efektif mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Efektivitas senyawa ini
bertahan hingga enam bulan.
Uji coba terkontrol plasebo juga mengungkapkan bahwa LSD
mampu mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Demikian pula, minuman ayahuasca
yang mengandung DMT secara efektif meringankan gejala depresi. Menariknya,
sebuah penelitian yang didasarkan pada sejumlah individu mengamati bahwa DMT
dapat secara efektif mengurangi gejala depresi setelah satu hari pemberian.
Perlu adanya penelitian skala besar untuk menganalisis efek DMT sebagai
monoterapi.
Dibandingkan dengan psikedelik klasik, DMT menunjukkan
profil berbeda yang mencakup kurangnya takifilaksis atau desensitisasi saat
digunakan dan manifestasi akut singkat saat dimasukkan melalui inhalasi atau
injeksi. Karena kurangnya takifilaksis, DMT menawarkan pemberian yang
fleksibel. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menganalisis DMT IV,
khususnya mengenai durasi efek singkatnya. Efek tersebut dapat bermanfaat bagi
pasien yang mengalami manifestasi gejala berulang setelah terapi psilocybin.
Tentang Studi
Saat ini merekrut total 30 individu sehat yang berpengalaman
psikedelik. Peserta ini diberikan fumarat DMT IV dalam dua penelitian terpisah,
yaitu penelitian terkontrol plasebo dan kelompok DMT. Peserta dengan riwayat
penggunaan obat-obatan psikedelik, penyakit kejiwaan, penyalahgunaan alkohol,
fobia darah atau jarum suntik, diabetes, dan penyakit jantung dikeluarkan dari
penelitian.
Dua penelitian dilakukan untuk menyelidiki efek positif dan
negatif DMT IV terhadap faktor psikologis. Dalam kasus manifestasi negatif,
hubungan DMT IV dan terjadinya depresi berat, kecemasan, dan neurotisisme pada
sukarelawan sehat yang berpengalaman dengan psikedelik dipelajari. Peran IV DMT
terhadap optimisme, rasa syukur, kesejahteraan, dan makna hidup dieksplorasi
untuk menilai efek positifnya.
Temuan Studi
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa pemberian DMT IV
secara signifikan mengurangi keparahan depresi. Selain itu, penurunan
neurotisisme diamati pada sampel yang dikontrol plasebo. Sejalan dengan
penelitian sebelumnya, penelitian ini menyoroti hubungan yang signifikan antara
pengalaman akut ‘Oceanic Boundlessness’ yang dipicu oleh DMT dan peningkatan
depresi dan kecemasan. Temuan ini mendukung potensi terapeutik DMT untuk
pengobatan gangguan kejiwaan.
Uji klinis terbaru pada psikedelik menunjukkan hubungan
antara psikedelik dan gejala depresi. Konsisten dengan temuan yang
didokumentasikan di sini, penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahwa terapi
psikedelik menyebabkan penurunan gejala depresi secara signifikan pada populasi
pasien psikiatri dan populasi sehat.
Berbeda dengan uji klinis sebelumnya, penelitian ini tidak
mencatat adanya penurunan neurotisisme atau peningkatan faktor psikologis
positif, seperti optimisme, kesejahteraan, keterhubungan dengan alam, dan rasa
syukur, setelah terpapar DMT intravena. Hasil yang kontradiktif ini mungkin
disebabkan oleh kurangnya eksperimen jangka panjang dan kurangnya data klinis
untuk eksperimen ilmu saraf, seperti data pencitraan resonansi magnetik dan
ekokardiograf. Selain itu, ada kemungkinan bahwa efek DMT pada hasil kesehatan
mental dapat dikompromikan karena efek tertinggi dari kelompok yang sehat.
Khususnya, penurunan gejala kecemasan dan depresi
berkorelasi signifikan dengan kualitas pengalaman akut yang dipicu oleh DMT.
Dalam studi ini, pengalaman akut diukur dengan subskala Oceanic Boundlessness
5D-ASC. Di masa depan, para peneliti harus fokus menyelidiki apakah variabel
lain bertanggung jawab dalam mendorong kesehatan emosional yang positif.
Mirip dengan mekanisme kerja psikedelik lainnya, efek DMT
terhadap kesehatan mental juga didasarkan pada neurobiologi. Secara mekanis,
DMT menstimulasi reseptor 5-HT2A, yang membantu meringankan gejala depresi dan
kecemasan.
Kesimpulan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mencakup
penggunaan dosis DMT yang berbeda pada sampel yang dikontrol plasebo, yang
dapat menghasilkan variabilitas dalam hasil penelitian. Keterbatasan lain dari
penelitian ini adalah perbedaan waktu penilaian hasil kesehatan mental. Karena
kumpulan data dari kedua penelitian dikumpulkan, hasil penelitian mungkin
terpengaruh karena metodologi yang bervariasi. Ada kemungkinan meremehkan
perbaikan psikologis sebenarnya yang disebabkan oleh DMT IV.
Meskipun terdapat keterbatasan, penelitian ini menunjukkan
efek positif DMT IV dalam memperbaiki gejala depresi ringan pada populasi
sehat. Di masa depan, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menilai keamanan
dan efektivitas DMT untuk aplikasi klinis.
Journal reference:
Timmermann, C. et al. (2024) Effects of DMT on mental health outcomes in healthy volunteers. Scientific Reports, 14(1), 1-10. DOI: 10.1038/s41598-024-53363-y, https://www.nature.com/articles/s41598-024-53363-y
No comments