Siklus pola fasting-mimicking diet dapat mengurangi tanda-tanda penuaan sistem kekebalan tubuh, serta resistensi insulin dan lemak hati
Sebuah studi Nature Communications baru-baru ini melakukan analisis sampel darah yang diperoleh dari uji klinis acak. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tiga fasting-mimicking diet (FMD) pada orang dewasa dikaitkan dengan penanda pra-diabetes yang lebih rendah, lemak hati yang lebih rendah, dan rasio limfoid terhadap myeloid yang lebih tinggi, yang merupakan indikator penuaan sistem kekebalan tubuh.
Latar belakang
Sindrom metabolik ditandai dengan munculnya tiga gejala dari
dalam secara bersamaan: obesitas perut, dislipidemia, resistensi insulin, dan
peningkatan kadar CRP. Penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas mempercepat
penuaan hati dan mempengaruhi ciri-ciri molekuler penuaan lainnya. Ciri lain
dari penuaan adalah immunosenescence, yaitu perubahan fungsi dan komposisi
sistem kekebalan tubuh.
Disfungsi berbagai jenis sel yang disebabkan oleh penuaan
merupakan penyebab banyak penyakit, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular,
dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi dalam proses penuaan dapat
mengarah pada pencegahan atau perbaikan penyakit manusia. Hal ini memang telah
dicatat pada model hewan di mana memperlambat kerusakan sel menyebabkan
komponen intraseluler baru atau fungsional.
Nutrisi sehari-hari terbukti memainkan peran penting dalam
mempercepat proses penuaan pada hewan pengerat, dan hal ini mungkin juga
berlaku pada manusia. Selain kandungan nutrisi, jumlah jam makan juga
mempengaruhi umur dan kesehatan. Dalam hal ini, makan dengan batasan waktu
(TRE), puasa hanya dengan air putih (PF), dan puasa intermiten (IF) telah
mendapatkan popularitas baru-baru ini.
Tentang penelitian
Pola makan meniru puasa (FMD) adalah intervensi pola makan
rendah kalori, nabati, dan rendah protein yang berlangsung selama 5 hari. FMD
yang diikuti dengan pola makan normal terbukti memiliki efek positif pada
kesehatan dan fungsi seluler. Hipotesis yang diuji di sini adalah bahwa siklus
FMD mengurangi usia biologis dengan meningkatkan tingkat berbagai penanda
penuaan.
Untuk penelitian ini, sampel darah diperoleh dari uji coba
kontrol acak, diikuti dengan pencatatan pengukuran seluler dan metabolisme. Pemahaman
juga diberikan mengenai rasio limfoid/myeloid, penanda darah, dan lemak
visceral dan hati, yang merupakan ukuran hasil sekunder dan penanda biologis
yang terkait dengan penyakit terkait usia dan penuaan secara umum.
Usia biologis peserta dipelajari sebelum dan sesudah mereka
menyelesaikan siklus 3FMD.
Penting juga untuk dicatat bahwa usia biologis dan usia
kronologis mungkin berbeda karena penuaan adalah proses yang heterogen. Usia
biologis didasarkan pada banyak biomarker multisistem, yang membantu kita
memahami laju dan tingkat penuaan organisme.
Temuan studi
Pengurangan kalori sebesar 15-20% di bawah tingkat normal
dipandang mempunyai dampak signifikan terhadap faktor risiko berbagai penyakit.
Temuan awal menunjukkan bahwa puasa bergantian dan pembatasan kalori (CR)
efektif dalam mengurangi risiko terkait penuaan. Namun, CR kronis merupakan
intervensi yang cukup parah yang, pada prinsipnya, dapat membalikkan manfaatnya
dengan mengurangi massa dan berat badan tanpa lemak.
Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang lebih sehat
dibandingkan rata-rata orang Amerika. Dalam kelompok ini, 3 siklus PMK diikuti
dengan penurunan median usia biologis sebesar 2,5 tahun. Selain itu, penurunan
risiko kematian akibat penyebab spesifik dan semua penyebab selama 20 tahun
juga telah dicatat.
Temuan ini berasumsi bahwa hubungan antara kematian dan usia
biologis mencerminkan dampak perubahan usia biologis, namun fakta ini belum
dapat dibuktikan. Namun demikian, hasil yang didokumentasikan di sini
memberikan bukti awal mengenai potensi manfaat FMD bagi kesehatan, bahkan pada
kelompok individu yang relatif lebih sehat.
Manfaat FMD paling banyak terlihat pada individu yang
relatif lebih tidak sehat pada awal penelitian. Dalam hal mekanisme, FMD
menurunkan fraksi lemak hati dan lemak visceral pada peserta penelitian dengan
penyakit hati berlemak non-alkohol dan obesitas. Dengan cara ini, siklus FMD
berperan mencegah diabetes dan sindrom metabolik. Penjelasan lain mungkin
adalah pentingnya mekanisme bersama, misalnya efek peremajaan umum pada organ
dan sel, yang menurunkan peradangan sistemik.
Kesimpulan
Singkatnya, terdapat pendapat bahwa PMK yang berkelanjutan
atau intervensi pola makan serupa dapat membawa perbaikan pada kesehatan
masyarakat dengan memperpanjang harapan hidup, memperlambat laju penuaan, dan
mengurangi risiko kematian akibat penyakit tertentu. Lebih khusus lagi, 3
siklus PMK setiap tahunnya dapat menyebabkan peningkatan usia biologis kurang
dari satu tahun dibandingkan dengan peningkatan usia kronologis setiap
tahunnya.
Keterbatasan utama penelitian ini berpusat pada ukuran
sampel yang kecil dan kurangnya heterogenitas status kesehatan pada awal.
Karakteristik yang tidak ditangkap oleh peserta penelitian dapat mengubah
dampak FMD terhadap usia biologis, sehingga membuat perkiraan saat ini menjadi
tidak akurat. Selain itu, ekstrapolasi efek FMD dalam 3-6 bulan terhadap
intervensi seumur hidup harus ditafsirkan dengan hati-hati. Hal ini karena
efeknya mungkin tidak akan lagi bertahan jika partisipan kembali ke gaya hidup
sebelum intervensi.
Journal reference:
Brandhorst, S., Levine, M.E., Wei, M. et al.
Fasting-mimicking diet causes hepatic and blood markers changes indicating
reduced biological age and disease risk. Nat Commun 15, 1309 (2024). doi: https://doi.org/10.1038/s41467-024-45260-9
https://www.nature.com/articles/s41467-024-45260-9
No comments