Peran bau dan isyarat verbal dalam mengingat kenangan
Gangguan dalam upaya mengingat dapat menyebabkan kesulitan dalam autobiographical memory (AM), suatu kondisi yang terkait dengan major depressive disorder (MDD).
Sebuah JAMA Network Open study baru-baru ini menilai apakah
isyarat bau vs kata dapat mendorong ingatan pada pasien MDD dengan defisit
dalam ingatan AM tertentu.
Latar belakang
MDD sangat mengurangi dan membatasi kualitas hidup
seseorang. Ciri kognitif MDD adalah kesulitan mengingat AM tertentu. AM adalah
tempat ingatan episodik tertentu diingat karena pengetahuan diri abstrak yang
umum.
Sebagian besar penelitian tentang AM di MDD menggunakan
gambar atau kata-kata untuk memberi isyarat pengambilan memori. Penelitian juga
menunjukkan bahwa isyarat bau dapat menimbulkan respons yang lebih tidak
termediasi secara verbal dan lebih langsung.
Belum ada penelitian yang menyelidiki keberadaan AM yang
terlalu umum pada MDD ketika isyarat bau memicu ingatan episodik tertentu.
Dibandingkan dengan ingatan yang ditimbulkan oleh kata-kata,
ingatan yang dipicu oleh bau membangkitkan lebih banyak ingatan emosional yang
terkait dengan perasaan menghidupkan kembali yang lebih kuat.
Fenomena bau yang menimbulkan AM yang sangat jelas disebut
fenomena Proust. Namun, karakteristik AM yang disebabkan oleh bau pada populasi
MDD belum diteliti.
Tentang penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Pittsburgh dan menggunakan data yang dikumpulkan antara September 2021 hingga
November 2022.
Isyarat bau dan isyarat kata digunakan dalam urutan yang
seimbang dan acak untuk menilai ingatan terhadap AM tertentu. Orang dewasa
dengan diagnosis utama MDD direkrut sebagai peserta.
Variabel hasil utama adalah sebagian kecil dari ingatan AM
spesifik yang dipicu oleh bau dibandingkan dengan ingatan yang disebabkan oleh
kata. Ukuran hasil sekunder adalah kejelasan, gairah, dan waktu respons ingatan
untuk ingatan yang disebabkan oleh bau.
Temuan studi
Tercatat bahwa peserta MDD mengingat AM yang lebih spesifik
dengan isyarat bau dibandingkan dengan isyarat kata. Kekhususan ini tetap ada
meskipun peserta mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bau yang
ditimbulkan.
Konsisten dengan penelitian sebelumnya pada pasien MDD,
peserta penelitian ini mampu mengidentifikasi bau sebanyak 29%. Temuan ini
menunjukkan kurangnya korelasi antara ingatan AM dan identifikasi bau.
Fakta bahwa isyarat bau membangkitkan tingginya tingkat
ingatan akan AM memberikan kepercayaan pada pandangan bahwa isyarat bau
mengaktifkan rute ingatan yang lebih langsung dibandingkan dengan yang
dimediasi secara verbal.
Isyarat bau juga mungkin lebih efektif dalam meningkatkan
memori pada depresi karena, berbeda dengan isyarat kata, ada beberapa kendala
yang disebabkan oleh defisit pemrosesan yang dimediasi secara prefontally dan
verbal.
Ingatan yang dipicu oleh bau terlihat lebih jelas dan
menggairahkan dibandingkan ingatan yang dipicu oleh kata-kata.
Tidak ada asosiasi urutan yang dicatat dalam pengaturan
desain dalam peserta ini, yaitu urutan penyajian kata dan isyarat bau tidak
relevan. Selain itu, tidak ada hubungan yang tercatat antara tingkat keparahan
depresi dan kinerja memori.
Hasil awal ini menunjukkan bahwa peningkatan spesifisitas
otobiografi dapat menurunkan gejala depresi.
Penelitian di masa depan harus mencoba mengungkap mekanisme
yang mendasari AM yang disebabkan oleh bau untuk menguji hipotesis bahwa
aktivitas hipokampus dan amigdala diperkuat oleh isyarat bau.
Pelatihan kekhususan memori yang dipicu oleh bau dapat
menawarkan cara yang terjangkau untuk memastikan aktivasi amigdala selama
ingatan positif.
Penelitian di masa depan juga harus fokus pada isyarat rasa,
karena amigdala secara langsung memetakan korteks pengecapan. Oleh karena itu,
isyarat rasa juga dapat meningkatkan spesifisitas AM.
Namun, peserta mungkin kurang bersedia untuk mengikuti
protokol tersebut, dan mungkin terdapat lebih banyak masalah alergi terkait
dengan isyarat bau.
Kesimpulan
Singkatnya, diamati bahwa isyarat bau membangkitkan ingatan
akan AM yang lebih spesifik pada peserta dengan MDD dibandingkan dengan isyarat
kata.
AM yang ditimbulkan oleh isyarat bau juga lebih jelas dan
menggairahkan, sehingga memperkuat fenomena Proust. Penelitian ini diharapkan
dapat memotivasi penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih
besar di lingkungan yang lebih beragam untuk menjelaskan hubungan ini lebih
jauh.
Keterbatasan utama penelitian ini berpusat pada tidak adanya
kelompok kontrol yang sehat. Tidak adanya tolok ukur yang teridentifikasi
dengan baik membuat sulit untuk membuat kesimpulan konklusif mengenai
terjadinya fenomena memori umum dalam sampel.
Namun, dibandingkan dengan rata-rata populasi sehat dalam
mengingat ingatan tertentu, para peneliti menyarankan kemungkinan adanya
generalisasi yang berlebihan.
Keterbatasan kedua adalah ukuran sampel yang relatif kecil.
Meskipun hasil utama terdeteksi dengan kekuatan yang cukup, sampel yang lebih
besar diperlukan untuk mengeksplorasi lebih jauh karakteristik ingatan lain
yang diingat, seperti valensi.
Terakhir, peserta penelitian sebagian besar adalah perempuan
berkulit putih. Meskipun penelitian di masa depan harus menggunakan sampel yang
beragam, perlu dicatat bahwa sampel yang digunakan di sini mewakili pasien
dengan diagnosis MDD primer.
Journal reference:
Leiker, E.K. et al. (2024) Recall of Autobiographical
Memories Following Odor vs Verbal Cues Among Adults With Major Depressive
Disorder. JAMA Netw Open. 7(2):e2355958.doi:10.1001/jamanetworkopen.2023.55958.
https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2814989
No comments