Breaking News

Apakah Detox Digital adalah Jawaban untuk Technostress?

Di era digital saat ini, peningkatan penggunaan teknologi baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional telah menyebabkan berkembangnya banyak kondisi klinis, seperti kecemasan dan depresi. Tingginya penggunaan ponsel pintar yang mendukung banyak aplikasi, termasuk situs jejaring sosial, berkontribusi terhadap timbulnya stres. Intervensi detoks digital berfokus pada pengurangan dampak negatif teknologi.1

Apa itu technostress?

Penggunaan teknologi informasi yang terus meningkat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Individu yang memiliki berbagai profesi terpapar pada perangkat digital selama sebagian besar jam kerja mereka. Selain itu, aplikasi hiburan digital menyita banyak waktu luang mereka. Praktik ini merupakan fenomena umum di seluruh dunia. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi secara berlebihan menyebabkan technostress, yang didefinisikan sebagai “stres atau penyakit psikosomatis yang disebabkan oleh bekerja dengan teknologi komputer setiap hari.”.2

Pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung telah meningkatkan pengaturan kerja jarak jauh secara signifikan. Peluang kerja jarak jauh telah membantu banyak orang menjadi lebih produktif dengan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk bepergian.3 Namun, kerja jarak jauh juga meningkatkan penggunaan teknologi informasi, yang pada gilirannya meningkatkan risiko timbulnya tekanan teknologi.

Ponsel pintar telah menjadi bagian integral dari masyarakat modern. Meningkatnya penggunaan smartphone mempunyai dampak positif dan negatif. Perangkat ini memungkinkan pengguna melakukan panggilan telepon, mengirim dan menerima email/pesan teks, mengambil video/foto, menjelajahi situs web, menavigasi ke suatu tujuan, dan mengakses jaringan media sosial.4 Oleh karena itu, ponsel pintar menyediakan banyak fitur yang memiliki cakupan aplikasi yang luas. , yaitu, dari komunikasi hingga memperoleh informasi kapan pun diperlukan.

Terlepas dari semua manfaat positif dari ponsel pintar, ponsel pintar merupakan faktor utama yang berdampak buruk terhadap kesehatan mental. Penggunaan ponsel pintar yang tinggi telah dikaitkan dengan perkembangan depresi, kecemasan, dan ketakutan digital akan ketinggalan, yang dikenal sebagai “FOMO.” Selain itu, hal ini juga menurunkan harga diri dan mendorong praktik hidup tidak sehat, seperti kurang tidur, penurunan aktivitas fisik, gangguan makan, dan peningkatan perilaku sedentary.5

Khususnya di kalangan generasi muda, beberapa aplikasi media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok yang dipasang di ponsel pintar menyita banyak waktu pengguna. Dibandingkan dengan semua aplikasi yang tersedia untuk pengguna ponsel pintar, aplikasi media sosial menyebabkan beberapa konsekuensi buruk, yang menyebabkan rendahnya kepuasan hidup secara keseluruhan.


Bisakah detoks digital mengatasi stres teknologi?

Istilah “detoks digital” pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012, yang menggambarkan “periode waktu di mana seseorang tidak menggunakan perangkat elektroniknya, seperti ponsel pintar, yang dianggap sebagai peluang untuk mengurangi stres atau fokus pada interaksi sosial di dunia fisik. ”.6 Istilah lain, seperti diet media” dan “diet digital” berkisar pada konsep detoks digital.

Untuk mengatasi dampak technostress, banyak intervensi “detoks digital” yang menjadi pusat perhatian. Seperti dijelaskan di atas, intervensi detoks digital dikaitkan dengan hambatan yang dilakukan sendiri dalam menggunakan perangkat elektronik, seperti ponsel pintar. Intervensi ini dapat berupa penghentian total penggunaan perangkat elektronik atau penghambatan penggunaan aplikasi tertentu di ponsel pintar. Sederhananya, detoks digital dikaitkan dengan pemutusan atau pengurangan keterlibatan teknologi informasi secara berkala.7

Berbagai penelitian telah menerbitkan efektivitas intervensi detoks digital yang kontradiktif mengenai peningkatan kesejahteraan seseorang. Terlepas dari ambiguitas ini, mayoritas masyarakat umum berasumsi bahwa menjauhi teknologi informasi akan meningkatkan kesejahteraan mental.


Strategi dan tantangan detoks digital

Penelitian menunjukkan bahwa pengguna merasa perlu untuk menghabiskan waktu jauh dari ponsel pintar dan mencari cara untuk mengatur waktu online mereka dengan lebih baik. Banyak aplikasi, seperti Android Digital Well-Being, iOS Screen Time, OffTime, Detox, Space, Forest, Moment, dan Quality Time, tersedia yang membantu pengguna melakukan detoksifikasi dari penggunaan digital atau teknologi.6

Untuk mempromosikan detoks digital, operator tur liburan menyelenggarakan “kamp detoks digital” atau liburan “bebas seluler”.8 Strategi lain yang diusulkan untuk mengurangi tekanan teknologi adalah dengan mengikuti istirahat makan siang bebas teknologi informasi.9

Strategi detoks digital dibagi menjadi tiga kategori teoritis, yaitu lamanya interval, luas intervensi, dan tingkat bantuan teknologi informasi.2 Untuk memahami efektivitas detoks digital, penting untuk memahami lamanya atau total periode detoks digital. detoks digital diperlukan untuk merasakan efek positif.

Kategori kedua, yaitu sejauh mana intervensi, menilai apakah strategi detoks digital bertentangan dengan norma, proses, dan perilaku organisasi. Kategori ketiga difokuskan pada pemahaman apakah menonaktifkan server email setelah jam kerja atau menggunakan pengingat kalender untuk mempraktikkan detoks digital berdampak pada pengaturan profesional.

Tantangan besar dalam menilai efektivitas intervensi detoks digital adalah kurangnya pengukuran berbasis perangkat yang dapat mendokumentasikan penggunaan ponsel pintar dan media sosial.10 Banyak keterbatasan metodologis yang telah diidentifikasi yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara detoks digital dan hasil yang berhubungan dengan kesehatan. .


Efektivitas intervensi detoks digital dalam kehidupan nyata

Penelitian telah melaporkan bahwa detoksifikasi digital Instagram selama satu minggu menyebabkan kepuasan hidup yang buruk. Konsisten dengan hasil eksperimen ini, tingkat kepuasan hidup serupa juga diamati pada individu yang tidak menggunakan Facebook selama lima hari. Penggunaan perangkat elektronik secara terbatas selama 48 jam tidak menunjukkan dampak terhadap kualitas tidur. Bertentangan dengan temuan di atas, beberapa peneliti menunjukkan bahwa pembatasan penggunaan ponsel pintar selama dua minggu dikaitkan dengan peningkatan kondisi kesehatan mental, termasuk gejala kecemasan dan depresi.7

Individu yang mengikuti program detoks digital juga terlihat mengalami kebosanan selama masa intervensi. Detoksifikasi media sosial selama seminggu menyebabkan peningkatan kebosanan pada semua peserta. Sebuah penelitian baru-baru ini menekankan bahwa detoksifikasi digital tidak selalu meningkatkan kesejahteraan pribadi.11

Ambiguitas yang disebutkan di atas terkait dengan efektivitas intervensi detoks digital dapat dikaitkan dengan inkonsistensi dan konseptualisasi 'detoks digital' yang tidak jelas.

Setelah mengkaji literatur yang tersedia, telah terjadi pergeseran deskripsi detoks digital. Sesuai dengan strategi saat ini, individu didorong untuk mengembangkan hubungan yang “sehat” dengan media sosial dan ponsel pintar mereka.


References

Abi-Jaoude E, Naylor KT, Pignatiello A. Smartphones, social media use and youth mental health. CMAJ. 2020;192(6):E136-E141. doi:10.1503/cmaj.190434

Mirbabaie M, Stieglitz S, Marx J. Digital Detox. Business & Information Systems Engineering. 2022;64(2):239-246. doi:10.1007/s12599-022-00747-x

Yang L. et al. The effects of remote work on collaboration among information workers. Nat Hum Behav. 2022; 6(1), 43-54. https://doi.org/10.1038/s41562-021-01196-4

Parasuraman S, Sam AT, Yee SWK, Chuon BLC, Ren LY. Smartphone usage and increased risk of mobile phone addiction: A concurrent study. Int J Pharm Investig. 2017;7(3):125-131. doi:10.4103/jphi.JPHI_56_17

Yang H, Liu B, Fang J. Stress and Problematic Smartphone Use Severity: Smartphone Use Frequency and Fear of Missing Out as Mediators. Front Psychiatry. 2021;12:659288. Published 2021 Jun 1. doi:10.3389/fpsyt.2021.659288

Radtke T, Apel T, Schenkel K, Keller J. Digital detox: An effective solution in the smartphone era? A systematic literature review. Mob Media Commun. 2021; https://doi.org/10.1177/20501579211028647

Coyne P, Woodruff SJ. Taking a Break: The Effects of Partaking in a Two-Week Social Media Digital Detox on Problematic Smartphone and Social Media Use, and Other Health-Related Outcomes among Young Adults. Behav Sci (Basel). 2023;13(12):1004. Published 2023 Dec 8. doi:10.3390/bs13121004

Stäheli U, Stoltenberg L. Digital detox tourism: Practices of analogization. New Media Soc. 2021; https://doi.org/10.1177/14614448211072808

Andreadis I, Watts M. A Device Free Lunch Break program: An experiment to promote a balanced used of electronic devices in Middle Secondary International schools. EURODL. 2022; 24 (1), 1-10. https://doi.org/10.2478/eurodl-2022-0001

Matthes J, Karsay K, Hirsch M, Stevic A, Schmuck D. Reflective smartphone disengagement: Conceptualization, measurement, and validation. Comput Hum Behav. 2022; 128, 107078. https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.107078

Why a social media detox may not be as good for you as you think. https://www.durham.ac.uk/alumni/news-and-events/latest-news/2023/11/why-a-social-media-detox-may-not-be-as-good-for-you-as-you-think--new-research/. 2023; Assessed on January 28, 2024.

No comments