Breaking News

Keracunan makanan

Makanan merupakan bagian integral dari keberadaan makhluk hidup. Ini memberi kita energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Ini membantu membangun sistem kekebalan kita agar fit untuk melawan penyakit. Inilah alasan mengapa menjadi semakin penting untuk makan makanan yang tepat pada waktu yang tepat. Terkadang, mikroorganisme tumbuh pada makanan yang kita konsumsi. Makanan terkontaminasi ketika mikroorganisme ini berkembang biak dan melepaskan zat beracun, yang mengakibatkan keracunan makanan.

Mari kita lihat secara rinci penyebab, gejala dan pengobatan keracunan makanan.

 

Penyebab Keracunan Makanan

Keracunan makanan dapat disebabkan oleh tiga faktor berikut:

bakteri

Bakteri adalah penyebab utama keracunan makanan. Salmonella adalah penyebab utama keracunan makanan di AS. Campylobacter dan Clostridium botulinum adalah dua penyebab kematian lainnya dari keracunan makanan.

Virus

Virus yang menyebabkan keracunan makanan termasuk norovirus, sapovirus, rotavirus, dan astrovirus. Keracunan makanan melalui virus kurang umum, tetapi terbukti berakibat fatal. Virus hepatitis A adalah kondisi serius yang ditularkan melalui makanan.

Parasit

Keracunan makanan melalui parasit sangat jarang terjadi. Toksoplasma, penyebab umum keracunan makanan, dapat ditemukan di kotak kotoran kucing.

Makanan juga dapat terkontaminasi selama tahap pertumbuhan, pemanenan, dan penyimpanan. Organisme berbahaya berpindah dari satu permukaan ke permukaan lainnya dan mengakibatkan kontaminasi makanan. Produk makanan mentah dan siap masak lebih berisiko. Karena makanan ini tidak dimasak, maka patogen tidak dihancurkan sehingga menyebabkan keracunan makanan.


Gejala Keracunan Makanan

Berikut adalah beberapa gejala untuk membantu Anda memeriksa apakah Anda didiagnosis keracunan makanan:

Kelemahan

Sakit kepala

Mual

Diare

muntah

Kram perut yang mudah tersinggung

Demam ringan

Kehilangan selera makan


Pengobatan Keracunan Makanan

Perawatan berikut harus diberikan kepada orang yang menderita keracunan makanan:

Minum banyak cairan untuk menggantikan elektrolit yang hilang

Biarkan es batu meleleh di mulut atau minum sedikit air meskipun muntah terus berlanjut.

Secara bertahap mulailah makan makanan yang hambar seperti sereal, roti panggang, nasi, pisang, dll.


Pencegahan Makanan dari Kontaminasi

Untuk mencegah makanan dari kontaminasi, sangat penting untuk mengadopsi metode yang tepat untuk pengawetan makanan. Kita dapat mengawetkan makanan dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada makanan dan memperlambat oksidasi lemak.

Penyimpanan dan pengawetan biji-bijian makanan utuh dan makanan yang dimasak berbeda. Mikroba bekerja pada makanan yang dimasak karena membutuhkan kelembaban untuk berkembang biak dan makanan utuh biasanya tidak memiliki kelembaban. Inilah alasan mengapa roti yang dibiarkan tidak digunakan dalam kondisi lembab melihat aksi mikroba di atasnya.

Salah satu ciri makanan yang terkontaminasi selain dari perubahan yang terlihat adalah mengeluarkan bau busuk dan rasa yang berbeda dari biasanya.

Tercantum di bawah ini adalah beberapa metode pengawetan makanan dengan menggunakan makanan yang dapat dicegah dari kontaminasi.

Metode Kimia

Pengawet digunakan untuk memeriksa aktivitas mikroba dalam metode pengawetan makanan ini. Pengawet asam juga ditambahkan untuk mencegah makanan dari pembusukan dalam acar, labu, selai, makanan kaleng, dll. Beberapa pengawet umum:

Garam

Minyak Goreng

Natrium benzoat

Natrium metabisulfite

 

Pengawetan dengan garam biasa

Garam menghilangkan air dari bahan makanan apa pun karena bersifat penyerap air. Dengan tidak adanya air, mikroba tidak berkembang biak. Oleh karena itu garam ditambahkan ke ikan dan daging untuk mengekstrak kadar air sehingga aktivitas mikroba dihambat. Hal ini juga ditambahkan ke asam, mangga mentah dll Sebuah larutan garam, yang disebut air garam digunakan dalam proses pengawetan.

Pengawetan dengan gula

Gula, garam, menyerap kelembapan dari makanan, membuatnya terlalu kering bagi mikroba untuk hidup. Dalam makanan seperti selai dan jeli, gula ditambahkan sebagai pengawet. Proses mengeringkan makanan dengan mengeringkannya terlebih dahulu dan kemudian mengemasnya dengan gula murni dikenal sebagai sugaring. Sugaring digunakan untuk mengawetkan makanan, beberapa buah diawetkan dengan cara ini. Dalam beberapa kasus, daging dan ikan juga diawetkan dengan menggunakan proses gula.

Pengawetan dengan Minyak dan Cuka

Salah satu metode pengawetan makanan yang paling umum digunakan adalah penggunaan minyak nabati. Minyak dan cuka memeriksa pembusukan dalam acar. Buah-buahan dan sayuran juga diminyaki agar tidak busuk. Cuka memiliki sifat untuk menghentikan dan memperlambat pembusukan makanan dalam jangka waktu yang lama, hal itu terjadi karena tingkat keasaman atau pH cuka tidak memungkinkan terjadinya aktivitas mikroba.

Perawatan Panas dan Dingin

Merebus susu dan makanan sebelum disimpan adalah salah satu metode pengawetan makanan. Pasteurisasi adalah proses memanaskan makanan yang dikemas dan tidak dikemas hingga sekitar 70 derajat Celcius selama 15-30 detik dan disimpan setelah didinginkan secara tiba-tiba. Dengan cara ini, susu dapat dikonsumsi tanpa direbus karena bebas dari mikroba. Kami mengawetkan daging dan makanan lainnya di bawah suhu dingin di dalam freezer untuk mencegah serangan mikroba.

Penyimpanan dan Pengepakan

Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang dimasak disimpan dalam wadah kedap udara, aluminium foil, kaleng, kantong kertas, dan kantong Ziploc untuk mencegahnya terkontaminasi.

No comments