Breaking News

Alergi dan Hipotesis Kebersihan

Peningkatan tajam dalam insiden alergi dan gangguan atopik terbukti di negara maju, dimulai pada 1960-an dan terus berkembang sepanjang sisa abad kedua puluh.

Hipotesis kebersihan diusulkan sebagai penjelasan untuk tren ini. Ini menunjukkan hubungan antara kejadian alergi dan faktor-faktor seperti ukuran keluarga, standar higienis dan paparan zat mikroba.

Hipotesis Kebersihan dan Hipotesis “Teman Lama”

Hipotesis kebersihan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989 oleh Strachan, yang mengamati hubungan antara ukuran keluarga yang lebih kecil atau standar kebersihan dan peningkatan risiko alergi. Ada beberapa penelitian observasional di bidang ini sebelum tahun 1989, seperti penelitian besar lebih dari 17.000 anak-anak Inggris pada tahun 1958 yang menunjukkan hubungan terbalik antara penyakit alergi dan jumlah saudara yang lebih tua.

Kehadiran mikroba dipercaya dapat membantu fungsi sistem kekebalan tubuh manusia dan berperan protektif terhadap alergi. Karena perubahan besar dalam standar sanitasi yang diperkenalkan dalam revolusi industri, paparan beberapa mikroba yang seharusnya meningkatkan sistem kekebalan berkurang. Hal ini diyakini mengakibatkan gangguan fungsi sistem kekebalan tubuh dan peningkatan kejadian alergi.

Namun, ada beberapa aspek yang gagal dijelaskan oleh hipotesis kebersihan. Pada tahun 2003, Graham Rook mengembangkan hipotesis "teman lama" sebagai pengganti hipotesis kebersihan untuk menjelaskan beberapa aspek ini. Khususnya, hipotesis "teman lama" menekankan pada mikroba purba yang hadir sepanjang evolusi manusia, daripada infeksi masa kanak-kanak yang sangat berkurang insidennya selama periode waktu yang sama.

Allergic Rhinitis

Tingkat rinitis alergi, juga dikenal sebagai hay fever, dan sensitisasi atopik pada anak-anak Jerman Timur meningkat secara signifikan setelah penyatuan kembali negara tersebut, yang menimbulkan pertanyaan tentang dampak gaya hidup Barat terhadap kejadian hay fever.

Asma Atopik

Prevalensi asma telah meningkat sekitar 1% setiap tahun secara konsisten dari sekitar tahun 1980, dan asma alergi diperkirakan menyebabkan sebagian besar peningkatan ini, terutama di kalangan anak-anak. Beberapa penelitian terbaru tampaknya menunjukkan perlambatan tren penyakit atopik saat mencapai dataran tinggi.

Eksim

Prevalensi eksim juga meningkat seiring dengan penyakit alergi lainnya dan saat ini 10% dari semua anak di Amerika Serikat, setinggi 18% di beberapa negara bagian. Hal ini sangat kontras dengan tingkat prevalensi 3,1-6,4% pada tahun 1970-an.

Alergi makanan

Prevalensi alergi makanan juga telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, yang mungkin terkait dengan hipotesis kebersihan. Pada tahun 2008, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merilis laporan yang mencatat peningkatan 18% alergi makanan pada anak-anak di bawah usia 18 tahun dalam 10 tahun sebelumnya. Selain itu, anak-anak dengan alergi makanan lebih mungkin terkena penyakit atopik lain seperti asma.

Penelitian telah menunjukkan bahwa 8% anak-anak memiliki alergi terhadap suatu makanan, dan 30% di antaranya memiliki beberapa alergi makanan dan lebih dari sepertiganya memiliki riwayat reaksi alergi yang parah. Alergi makanan yang paling umum adalah kacang tanah, telur, susu, dan kerang. Namun, paparan dini terhadap makanan ini saat ini sedang diselidiki sebagai metode untuk mengurangi perkembangan alergi makanan.


References

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2841828/

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1448690/

http://www.todaysdietitian.com/newarchives/062909p12.shtml

http://www.medscape.com/viewarticle/842500

http://journals.lww.com/co-allergy/Fulltext/2013/02000/The_hygiene_hypothesis_in_allergy_and_asthma___an.13.aspx

No comments