PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM MENCIT (Mus musculus)
Kata Kunci : Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), Folikel
Ovarium, Mencit (Mus musculus)
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan salah satu tanaman
obat tradisional yang dewasa ini sering dimanfaatkan sebagai obat tradisonal
untuk reproduksi. Pegagan mengandung sejumlah bahan aktif golongan
triterpenoid yang diduga mampu mempengaruhi organ-organ reproduksi betina,
termasuk perkembangan folikel ovarium. Bahan aktif tersebut diduga mampu
melindungi se-sel granulosa yang selanjutnya berpengaruh pada hormon-hormon
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap perkembangan folikel ovarium
Mencit (Mus musculus).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematik Jurusan Biologi
Fakultas Saintek Univesitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
pada bulan Juni sampai Oktober 2009. Penilitian ini bersifat eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kali ulangan, apabila
terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
5%. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak daun pegagan (Centella asiatica
(L.) Urban) dengan dosis 0 mg/Kg BB, 75 mg/Kg BB, 100 mg/Kg BB dan 125
mg/Kg BB. Hewan yang digunakan adalah mencit betina fertil sebanyak 24 ekor.
Data hasil penelitian meliputi jumlah folikel primer, sekunder, tertier dan de
Graff.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan (Centella
asiatica (L.) Urban) berpengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium mencit
(Mus musculus). Penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrak pegagan yang
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah folikel primer, sekunder dan tertier
ditemukan pada dosis 75 mg/Kg BB, akan tetapi dalam penelitian ini tidak
ditemukan perkembangan folikel hingga mencapai folikel de Graff. Penurunan
jumlah folikel primer, sekunder dan tertier dijumpai pada dosis 100 mg/Kg BB
dan 125 mg/Kg BB
No comments